(sambungan) Peranan Pantun dalam adat istiadat

Bentara sabda : pihak perempuan menjawab

Tuan tuan yang kami hormati
semua kata telah didengar, nampaknya kumbang tukang pesiar
karena tuan datang menjenguk
membuat hati menjadi sejuk
seluruh keluarga sudah berembuk
           kata ini  kami sampaikan
           sebelum sirih kami makan
           banyaklah kembang ditaman kami
           lebih dari satu didalam puri
           beranikah kumbang datang menyeri
           karena bunga dilingkungi duri
sesungguhnya kembang belum bertali
bunga dirawat dikawal rapi
oleh keluarga sanak famili
itulah kata dari kami

(mendengar jawaban ini pihak laki-laki nampak jadi gembira, sebab pihak perempuan telah memberi harapan) .Maka bentara sabda pihak laki-laki meneruskan kata-katanya.

Maafkan kami tuan
rumah mulia punya penunggu
mashur semerbak seluruh penjuru
kehilir melalui seluruh tanjung
bukan bunga sembarang bunga
mawar idaman suntingan utama
bunga penghias indah sempurna
untuk semerbak penghuni rumah
         Berulang dari pangkal, dikaji dari alif
         dihitung dari mula, hidup kita dikandung adat
         mati kita dikandung tanah, kunci kita pada kias
         sirih bersusun pinang berlonggok, tepak berbaris menunggu sapa
         famili beriring menunggu ijin , dari tuan seluruhnya
         menyuruh mengapdi kepada kembang, mawar dihajat jadi suntingan
         mawar bertuah dalam jambangan, untuk dijaga dan disayangi
         serupa dengan anak sendiri, segala syarat jadi pikulan
tiada ingkar dari janji
baik yang sudah maupun yang kudi
asal lolos adat dan sarak
ringan akan kami junjung, berat akan kami pikul
bukan maksud berada-ada
hanya takut akan Ilahi
kami simpulkan di dalam pantun
       dari mana hendak kemana
       bawa bekal telur itik
       maafkan tuan kami bertanya
       bolehkah bunga kalau dipetik
(keterangan :  waktu pihak laki-laki menyampaikan maksudnya , semua hadirin mengikuti dan mendengarkan dengan seksama, tak ada yang berkata-kata.)

Bentara sabda pihak Pr.
                Periuk gebang dikampung dadap
                buatkan lidi jadi penyapu
                sirih pinang sudah dihadap
                syarat janji tetukan dulu
tuan-tuan yang budiman
kami dari pangkalan
melihat perahu datang berlayar
dibawa arus pasang naik
penuh haluan penuh buritan
               sampai pada syarak kiasan
               menyuruh berpikir berpedoman
               takut bencana datang kudian
               hidup manusia dikandung adat
hukum adat hukum negeri
azas belum bertukar
sumpah melayu tetap setia
baik keatas baik kebawah
persumpahan Demang Lebar Daun
asal adat melayu lama
siapa mengubah janji
bubungan rumah akan terjungkir
kaki tiang meninjau langit
              kemudian dari itu tuan-tuan
              lembah sama ditimbuni
             gunung sama diratakan
             kehulu sama berakit
             kehilir sama berenang
             rotan berjalin tetap berjalin
             berjalin menjadi satu
kutuk manusia ingkar janji
mawar tetap belum bertali
hanya berdetik didalam hati
            tuan-tuan yang kami muliakan
            mawar ditaman belum terkopek
            jumlah mawar lebih dari satu
            sama tua sama muda
            sama darah setampuk pinang
            sama akal tumbuh keluar
            dunia akhirat sedang dituntut
            mungkin nanti jadi umpatan
            sesal kemudian tak berguna
Dalam pada itu tuan-tuan yang kami muliakan :
semua kata telah didengar
kunci kata dengan kias
mula pangkal bagi kami
menentukan hajat nan baik
tak sia-sia pasang naik
tak sia-sia perahu berlayar
tak sia-sia matahari terbit
tak sia-sia ternak disembelih
tak sia-sia malin diundang
tak sia-sia janji dipadu
guna mengikuti silaturahmi
Tuan-tuan kembali kepangkal :
            keluarga karib penggalang perahu
            berbantalkan adat bersendikan syarak
            timbul tenggelam untuk kerabat
            segala kata cukup rukun syaratnya
            lajang remaja tiada cederanya
            tiada sakit tiada cacat
            berbudaya bergairah lahir dan bathin
            dapat mengikat anak tangga
            mampu mengganti kayu selang
            bernama bergelar seperti orang
kalau ayah dapat dikata
sesuai di janji baru menjadi
baru disambung asal lanjutan
jika tidak hanya berjamu
kaum kerabat dari jauh
demikianlah dari kami
(Setelah pihak perempuan selesai berbicara , maka acara sejenak terhenti selama  pihak laki-laki berunding secara formalitas bagaimana caranya yang baik untuk menjawab pertanyaan pihak perempuan yang sekarang berkisar pada pokok)
1. siapa yang hendak meminang dan dipinang
2. adakah yang meminang sehat dan cerdas atau cacat
3. pihak perempuan tidak ingkar dan tidak keberatan untuk melanjutkan  tentang risik dan pinangan yang 
    akan dilakukan asal mereka mendapat jawaban yang menyenangkan ( pihak Bentara sabda laki-laki mulai
    membuka kata setelah perundingan selesai)
Pisang emas bawa berlayar
masak sebiji diatas peti
hutang emas dapat dibayar
hutang budi dibawa mati
      kota Daik nama kotanya
      kapal Dandi membawa barang
      budi baik mahal harganya
      jika dibagi kepada orang.

maafkan kami tuan-tuan
seperti sirih pulang kegagang
seperti pinang pulang ketampuk
tak ada raja menolak sembah
hidup dikandung adat
mati dikandung tanah
adat diisi, lembaga dituang
hidup sandar menyandar
hukum tidak berat sebelah
janji berlaku kedua belah pihak
dari kami, kami akukan
siapa ingkar siapa ditimbang
cacat tidak cederapun tidak
sawan gila diluar janji
lain dijanji lain yang tiba
tanda kembali pulang-balik
bila mati pulang tanda
tanda hilang dengan percuma
perempuanlah ganda tanda
nilai lipat dua kali

kemudian dari itu :
banyak rantau telah ditempuh
yang kecil sudahlah besar
yang bodoh sudah cerdik
lajang sudah remaja putera
...................nama timangan
dihajat hendak berumah tangga
dengan mawar kuntum utama
............................binti....................
muda teruna kami serahkan
untuk membawa kain basahan
untuk menyisip lantai patah
untuk mengikat anak tangga
untuk merumput jalan tepian
timbul tenggelam dengan kerabat
hidup mati ditangan keluarga
sekian kabar dari kami

(pihak perempuan mengadakan musyawarah , mereka menjawab sebagai kata pemutus)

jika digantang tiga gantang
bila disukat tiga sukat
jika direntang akan panjang
baik dipuntal supaya singkat

oleh sebab itu tuan-tuan

semua keluarga telah berembug
impal larangan telah ditanya
saudara ayah telah berpesan
saudara ibu telah berkata
rasi baik untung bertuah
ternak membiak padi menjadi
kaum sekampung turut gembira
terang nampaknya cuaca hari


bak pantun orang tua-tua
terang bulan ditengah lorong
cuacanya sampai di daun kayu
kalau Tuhan hendak menolong
air pasang bidupun lalu

tuan-tuan mulia

mawar belum lagi berpunya
datang kumbang mau mencari
lulus adat lulus syarak
sirih pinang akan dimakan
satu lagi pesan kami
pantun tua pantun hikmat
berguna untuk semua
baik sekarang maupun nanti
biarlah kami ucapkan untuk diingat dikemudian hari
dari Rembang ke Banyuwangi
pakai baju sutera Karawang
jika "kembang" asalnya wangi
sampai layu jangan dibuang
sekian kata putus dari kami


Selesai acara pinang meminang ini, diteruskan dengan acara menikah/ijab-kabul yang diserahkan kepada tuan kadhi, dilaksanakan menurut rukun "nikah" yang dikehendaki menurut agama Islam.

IV. Penutup
Setelah acara menikah selesai disaksikan oleh para ahli waris kedua belah pihak, acara selanjutnya dipimpin oleh bidan pengantin,dengan acara :
a. bersanding diatas pelaminan
b. menepung tawari pengantin oleh keluarga dua belah pihak
c. makan nasi pengganti/makan berhadap-hadapan
d. mandi berhias/mandi-mandi ....dan lain-lain

Keterangan

Dalam acara risik, pinang-meminang ini selalu juga ada kesilapan yang tidak sengaja oleh kedua belah pihak dalam sorong-menyorong tepak sirih/menyuguhkannya. Untuk hal ini harus dijaga jangan sampai sirih yang kita sorongkan jangan sampai terbalik(sungsang). Bila ini terjadi akan timbul sindiran-sindiran dari pihak yang menerima. Kadang kala ditolak secara menyinggung perasaan. Bagi yang terlanjur berbuat salah,lekas mengetahui kesalahannya. Waktu inilah bagi yang arif, lalu berpantun memperbaiki kesalahannya.

hujan hari rintik-rintik
tumbuh cendawan gelang kaki
kami sepantun telor itik
kasihan ayam maka menjadi

bila pantun ini diucapkan, rasa maaf telah sama diberikan............................


wassalam (editor; manca cima)
kisaran, 20 Nopember 2010  (pukul 00.15 wib)